Kamis, 04 Oktober 2012

Kala Yudhoyono Sulit Berbahasa Inggris


JOHN MOORE / GETTY IMAGESPresiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan PM Inggris David Cameron dalam sebuah jumpa pers di sela-sela Sidang Tahunan PBB di New York, Kamis (26/9/2012).

Mungkin semua orang Indonesia tahu bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat fasih berbahasa Inggris.

Kefasihannya berbahasa persatuan dunia ini kerap dipertontonkan saat berpidato di berbagai ajang internasional.

Salah satu ajang itu adalah Sidang Umum Tahunan PBB di New York, AS. Sebagai salah satu kepala negara anggota PBB, pekan lalu, Presiden Yudhoyono menghadiri sidang PBB dan memberikan pidatonya.

Namun, citra Presiden Yudhoyono yang fasih berbahasa Inggris sedikit luntur akibat sebuah insiden kecil dalam jumpa pers pada Kamis (26/9/2012).

Saat itu, Presiden Yudhoyono menghadiri jumpa pers di Hotel Millenium UN Plaza, New York.

Dalam jumpa pers itu hadir juga Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan PM Inggris David Cameron. Ketiganya dijadwalkan menjelaskan soal Agenda Pembangunan Dunia 2015 yang panelnya diketuai ketiga pemimpin ini.

Insiden itu terjadi ketika seorang wartawan sebuah radio Eropa bertanya dalam bahasa Inggris kepada Yudhoyono.

Wartawan itu bertanya soal isu instrumen antipenodaan agama internasional yang diusulkan Yudhoyono dalam pidatonya di Sidang PBB. Usulan ini menyusul aksi kekerasan yang terjadi akibat peredaran film Innocence of Muslims yang dianggap menghina Islam.

Seusai pertanyaan diberikan, Presiden Yudhoyono tidak memberikan jawaban belum terdengar hingga si wartawan mengulangi pertanyaannya.

"Saat Anda membuat pernyataan soal instrumen, apakah Anda secara spesifik membicarakan soal anti-penodaan agama? Dapatkah Anda mengelaborasi sedikit lebih rinci soal pernyataan itu?" tanya sang wartawan.

Mendengar pertanyaan ini, Yudhoyono hanya terdiam, menaikkan alisnya dan menolehkan kepalanya mencari penerjemah.

Presiden Yudhoyono "terselamatkan" setelah seorang penerjemah datang ke podiumnya.

Presiden akhirnya menjawab pertanyaan itu meski dengan nada yang terdengar kurang berkenan.

"Saya kira pertanyaan Anda tidak terkait dengan pesan yang dibawa panel ini untuk mempersiapkan kolaborasi global untuk melawan kemiskinan," kata Yudhoyono.

"Saya sudah membuat pernyataan soal masalah itu di depan Sidang Umum. Tapi, yang jelas kita harus belajar bekerja sama sambil menghormati agama dan keyakinan yang berbeda," lanjut Presiden.

Sejumlah wartawan asing membicarakan insiden itu seusai jumpa pers.

"Orang Indonesia sangat membingungkan," kata seorang wartawan disambut tawa rekan-rekannya
.

Tidak ada komentar: